Rabu, 25 Desember 2013

"HANTU fesbuk"


G
abriel Joseph, nama itu yang aku pakai untuk nickname-ku di salah satu akun fesbuk yang sengaja aku buat untuk mengisengi teman teman kampusku. Keisenganku bermula sejak awal SMA lalu. Aku, bersama kedua sahabatku di SMA lalu Sinta dan Puput terkenal sebagai biangnya tukang jahil. Namaku Rama Saputra, biasa temanku memanggilku dengan nama Rama si Hantu fesbuk karena aku sering jahilin temanku lewat akun fesbuk fiktifku. Aku sekarang merupakan salah satu mahasiswa jurusan manajemen informatika di salah satu perguruan negeri di kotaku. Jadi, keisenganku cocok sekali dengan jurusanku sekarang, ngotak atik komputer.
Sinta, sahabat SMA ku kini tumbuh menjadi seorang wanita yang dikagumi di kampusku. Dia menjadi primadona kampus. Mengetahui hal itu, aku mempunyai ide untuk ngejahilin dia lewat akun fesbuknya dengan nama Gabriel Joseph-ku. Mulailah kuatur seribu strategi. Aku mengirim permintaan pertemanan kepadanya. Dan tanpa aku duga dia menerima permintaan pertemananku.

Singkat kata, permainan pun dimulai. Kuatur strategiku, kupasang foto salah satu bintang Korea yang tak begitu terkenal sebagai foto profilku. Maklumlah, sekarang kan cewek cewek kesemsem dengan bintang asal Korea.. hehe. Bagaikan mendapat durian runtuh, Sinta yang saat itu tengah menjomlo setelah di putusin cowoknya, dengan tangan terbuka menerima pertemanan yang aku kirimkan kepadanya.
“Put, tau gak,, ada cowok bule mengirim permintaan pertemanan di fesbukku lho..” ujar Sinta kepada Puput sahabatnya.
“HAH...??? Cowok bule?”
“Wah, ngarang kamu paling”, jawab Puput mencibir Sinta.
“Nih, lihat sendiri di akun fesbukku,, bahkan dia mengirim message kepadaku untuk segera mengkonfirmasi permintaan pertemananku.” Jelas Sinta berusaha meyakinkan sahabatnya itu.
“iya bener.. terus.. dia sekarang kuliah atau udah kerja?” tanya Puput ingin tahu.
Sejurus kemudian, Sinta langsung merogoh tasnya untuk mengambil laptopnya dan mulai menyalakan laptopnya. Dan mulai browsing di area kampus yang free wi-fi. Sinta mulai menjelajahi dunia maya untuk mengetahui Gabriel Joseph.. ternyata posisi Gabriel Josseph tengah berlibur di Indonesia.
“coba liat deh Put, Gabriel masih kuliah dan ternyata Gabriel sekarang berada di Indonesia, nih baca deh statusnya “welcome in Indonesia”.” Ujar Sinta berusaha mengambil keputusan terhadap apa yang dia temukan.
“Waaaahh, iyaaa... semoga kali ini dia merupakan pangeranmu yang di kirim Tuhan untukmu.” Ejek Puput penuh tawa.
“Semoga aja deh put, hahahaha.” Sambut Sinta membalas tawa teman sahabatnya juga.    
                                                            ***
Dilain tempat, dengan laptop kesayanganku aku tak henti hentinya menatap layar laptopku sekedar untuk melanjutkan rencana isengku. Tak disangka ternyata kita sudah semakin akrab dengan Sinta. Dengan bebas Sinta bercerita panjang lebar tentang mantannya yang terdahulu. Mengetahui aku sekarang berada di Indonesia, Sinta semakin bersemangat ketika aku mengajaknya bertemu. Setiap hari kita berhubungan meski hanya melalui aplikasi chatting.
Beberapa hari kemudian, disusunlah rencana untuk bertemu. Aku semakin girang jika melihat wajah Sinta yang shock karena aku kerjain nanti.
“Wah, pasti ntar seru nih,” Ujarku dalam hati sembari menerawang ke atas atap kamarku yang berwarna biru yang sengajaaku cat menyamai warna langit.
“liat aja besok ah, pasti si Sinta dag dig dug dar menunggu pujaan hati fiktrif-nya.. “ Hahahaha gelak tawaku membuana di kamarku.
                                                            ***

“Udah sejam aku nunggu, kemana nih,” keluh Sinta sambil memain-mainkan batu es yang berada di dalam gelas orange jus-nya.
Sesekali dia mengusap keringat yang mengalir di jidatnya yang lebar dengan tisyu basahnya. Sinta merupakan cewek tipe oriental, yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk setiap cowok yang melihatnya. Sesembari dia membuka akun fesbuknya melalui handphone pintarnya itu.
“Wah, kemana nih Gabriel sih... “ ujar Sinta sembari jari-jarinya menjelajahi layar handphonenya.
Dari jauh, aku melihat Sinta yang tampak gelisah menunggu Gabriel Joseph akun fiktif-ku. Ku cari tempat yang strategis untuk mengintainya. Perlahan tapi pasti, jarum jam pun berputar dengan cepatnya. Seolah saling memburu satu sama lain, jarum jam semakin cepat saling kejar. Aku mulai mengecek akun fesbuk fiktifku. Ku memilih duduk di meja dekat kasir dimana aku dan Sinta janjian.
Ternyata inbox message-ku penuh dengan message darinya. Aku coba balas satu per satu. Ternyata Sinta langsung me-reply-nya message dariku.
“Wah, mangsaku sudah tidak sabar..” ucapku dalam hati sembari memain-mainkan jariku diatas keyboard laptopku.
“Tunggu hingga dua-tiga jam, apakah dia akan tetap bertahan menunggu pangeran bulenya..”, ucapku lagi dalam hati.

Ditempat yang berbeda, dimeja nomor 9 nampak pemandangan yang berbeda. Wajahnya sudah kelihatan acak-acakan karena keringat yang sedari tadi membasahinya. Dengan penuh sabar, sesekali dia menatap lahar handphone pintarnya meyakinkan diri bahwa pangeran bulenya mmbalas message yang dia kirim padanya.
Sembari dia melirik jarum jam tangan yang melingkar manis di lengan tangan yang mulus itu.
“Haduh, Gabriellll,,, kemana dirimuuu... “ keluh Sinta gak sabar.
Sesekali dia berusaha berbagi kekesalannya dengan mencoba mengirimi sahabatnya, Puput sebuah pesan singkat.
“Put, kamu kesini dong, aku di resto Muda,, “ sebait isi pesan singkatku yang aku kirim ke handphonenya.
Di tempat yang terpisah, dering handphone milik Puput membuyarkan lamunannya dalam sentuhan lirik-lirik lagu yang dia dengarkan melalui pemutar musiknya.
“Hmm, sms dari Sinta,” ujar Puput singkat.
Dengan singkat pula dia membalas sms dari sahabatnya itu.
“Okey, aku otw” isi pesan singkatku yang segera ku daratkan ke nomor handphone Sinta.
                                                            ***

Lima belas menit kemudian, Puput tiba di Resto Muda, tempat dimana Sinta sahabatnya ketemuan dengan pangeran bule-nya. Cuaca yang cukup terik dan angin yang cukup kencang membuat rambut lurus Puput terurai. Dengan menyipitkan matanya, dia berusaha melihat keseluruh meja di resto Muda itu. Disitu dia terbelalak terhadap dua pemandangan yang sudah jarang dia lihat. Ditempat yang sama, dia melihat aku duduk dengan bercibaku dengan laptopku. Tanpa aku sangka pula, ternyata Puput sudah dari tadi berada di belakangku, memperhatikan aktifitasku berselancar didunia maya.
“Wah, kamu Rama kan?” ucap Puput mencoba menerkaku.
“Iya.. kamu Puput kan?” jawabku seingatnya.
“Ngapain kamu disini? Sendirian lagi.. hayooo... “ coba dia menerka lebih lanjut.
Tanpa aku sangka ternyata Puput memperhatikan layar laptopku yang sejak tadi ku buka akun fesbuk fiktifku, Gabriel Joseph.
“Wah, Gabriel Joseph ?” ucap Puput dalam hati.
“Jangan-jangan, Gabriel Joseph itu???” coba Puput menerka dengan beberapa bukti yang dia temukan.
Tanpa aku sadari, ternyata Puput langsung mengirimi Sinta sms yang berisi bahwa Gabriel Joseph pujaan hatinya itu adalah Rama sahabat mereka waktu SMA.
Sinta yang sedari tadi sudah sebel dibuat oleh tingkahku, ternyata sudah tau kalau aku-lah Gabriel palsu itu. Dia pun bersama Puput menyusun rencana yang mereka susun tanpa sepengetahuanku.
Setelah cerita – cerita bersama Puput, sahabatku sejak SMA, ternyata dari belakangku sudah ada Sinta yang tanpa sepengetahuanku sudah duduk dibelakang mejaku memperhatikanku. Tanpa aku sadari pula ternyata membekapku dari belakang menggunakan tangannya.
“Aduh,” ucapku seketika ada tangan yang membekap mataku dari belakang.
Samar samar aku dengan suara cewek yang menyebutkan nama fiktifku.
“Gabriel Joseph ya..?” sebut suara itu..

“Waaaahhh, bukaaannn,,, “ elakku.
Seketika jua, dekapan tangan yang membekapku dari belakang perlahan-lahan melepas dengan sendirinya. Dengan gelagapan, aku melihat Sinta berada di depanku..
“Huaaaaaa.... “ teriakku.
“Kurang ajar kamu, berani ngerjain aku ya,, “ kata Sinta penuh semangat plus kesal karena pangeran bule-nya itu ternyata adalah aku, sahabat SMA-nya yang terkenal sama – sama jahil.
Pake nama Gabriel Joseph segala lagiii... “ tambah Sinta sembari memukul mukul bahuku.
“Hehehe, makanya, jadi cewek jangan gampang-gampang percaya gitu dong terhadap orang yang baru dikenalnya, kenalan sama Hantu fesbuk aja senangnya minta ampun,, Hahahaha” Ucapku sembari merangkul kedua sahabatku yang sudah lama tak bertemu.
“Dasaaaar, Hantu fesbuuuukk” ujar Sinta dan Puput bersamaan. XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan Anda.