G
|
abriel Joseph,
nama itu yang aku pakai untuk nickname-ku
di salah satu akun fesbuk yang
sengaja aku buat untuk mengisengi teman teman kampusku. Keisenganku bermula
sejak awal SMA lalu. Aku, bersama kedua sahabatku di SMA lalu Sinta dan Puput
terkenal sebagai biangnya tukang jahil. Namaku Rama Saputra, biasa temanku
memanggilku dengan nama Rama si Hantu fesbuk
karena aku sering jahilin temanku lewat akun
fesbuk fiktifku. Aku sekarang merupakan salah satu mahasiswa jurusan
manajemen informatika di salah satu perguruan negeri di kotaku. Jadi,
keisenganku cocok sekali dengan jurusanku sekarang, ngotak atik komputer.
Sinta,
sahabat SMA ku kini tumbuh menjadi seorang wanita yang dikagumi di kampusku.
Dia menjadi primadona kampus. Mengetahui hal itu, aku mempunyai ide untuk
ngejahilin dia lewat akun fesbuknya dengan nama Gabriel Joseph-ku. Mulailah
kuatur seribu strategi. Aku mengirim permintaan pertemanan kepadanya. Dan tanpa
aku duga dia menerima permintaan pertemananku.
Singkat
kata, permainan pun dimulai. Kuatur strategiku, kupasang foto salah satu
bintang Korea yang tak begitu terkenal sebagai foto profilku. Maklumlah,
sekarang kan cewek cewek kesemsem
dengan bintang asal Korea.. hehe. Bagaikan
mendapat durian runtuh, Sinta yang saat itu tengah menjomlo setelah di putusin
cowoknya, dengan tangan terbuka menerima pertemanan yang aku kirimkan
kepadanya.
“Put,
tau gak,, ada cowok bule mengirim permintaan pertemanan di fesbukku lho..” ujar
Sinta kepada Puput sahabatnya.
“HAH...???
Cowok bule?”
“Wah,
ngarang kamu paling”, jawab Puput mencibir Sinta.
“Nih,
lihat sendiri di akun fesbukku,, bahkan dia mengirim message kepadaku untuk
segera mengkonfirmasi permintaan pertemananku.” Jelas Sinta berusaha meyakinkan
sahabatnya itu.
“iya
bener.. terus.. dia sekarang kuliah atau udah kerja?” tanya Puput ingin tahu.
Sejurus
kemudian, Sinta langsung merogoh tasnya untuk mengambil laptopnya dan mulai
menyalakan laptopnya. Dan mulai browsing di area kampus yang free wi-fi. Sinta mulai menjelajahi
dunia maya untuk mengetahui Gabriel Joseph.. ternyata posisi Gabriel Josseph
tengah berlibur di Indonesia.
“coba
liat deh Put, Gabriel masih kuliah
dan ternyata Gabriel sekarang berada di Indonesia, nih baca deh statusnya “welcome in Indonesia”.” Ujar Sinta berusaha mengambil keputusan
terhadap apa yang dia temukan.
“Waaaahh,
iyaaa... semoga kali ini dia merupakan pangeranmu yang di kirim Tuhan untukmu.”
Ejek Puput penuh tawa.
“Semoga
aja deh put, hahahaha.” Sambut Sinta membalas tawa teman sahabatnya juga.
***
Dilain
tempat, dengan laptop kesayanganku aku tak henti hentinya menatap layar
laptopku sekedar untuk melanjutkan rencana isengku. Tak disangka ternyata kita
sudah semakin akrab dengan Sinta. Dengan bebas Sinta bercerita panjang lebar
tentang mantannya yang terdahulu. Mengetahui aku sekarang berada di Indonesia,
Sinta semakin bersemangat ketika aku mengajaknya bertemu. Setiap hari kita
berhubungan meski hanya melalui aplikasi chatting.
Beberapa
hari kemudian, disusunlah rencana untuk bertemu. Aku semakin girang jika
melihat wajah Sinta yang shock karena
aku kerjain nanti.
“Wah,
pasti ntar seru nih,” Ujarku dalam hati sembari menerawang ke atas atap kamarku
yang berwarna biru yang sengajaaku cat menyamai warna langit.
“liat
aja besok ah, pasti si Sinta dag dig dug dar menunggu pujaan hati fiktrif-nya..
“ Hahahaha gelak tawaku membuana di kamarku.
***
“Udah
sejam aku nunggu, kemana nih,” keluh Sinta sambil memain-mainkan batu es yang
berada di dalam gelas orange jus-nya.
Sesekali
dia mengusap keringat yang mengalir di jidatnya yang lebar dengan tisyu
basahnya. Sinta merupakan cewek tipe oriental, yang mempunyai daya tarik
tersendiri untuk setiap cowok yang melihatnya. Sesembari dia membuka akun
fesbuknya melalui handphone pintarnya itu.
“Wah,
kemana nih Gabriel sih... “ ujar Sinta sembari jari-jarinya menjelajahi layar
handphonenya.
Dari
jauh, aku melihat Sinta yang tampak gelisah menunggu Gabriel Joseph akun fiktif-ku.
Ku cari tempat yang strategis untuk mengintainya. Perlahan tapi pasti, jarum
jam pun berputar dengan cepatnya. Seolah saling memburu satu sama lain, jarum jam
semakin cepat saling kejar. Aku mulai mengecek akun fesbuk fiktifku. Ku memilih
duduk di meja dekat kasir dimana aku dan Sinta janjian.
Ternyata
inbox message-ku penuh dengan message darinya. Aku coba balas satu per satu.
Ternyata Sinta langsung me-reply-nya message dariku.
“Wah,
mangsaku sudah tidak sabar..” ucapku dalam hati sembari memain-mainkan jariku
diatas keyboard laptopku.
“Tunggu
hingga dua-tiga jam, apakah dia akan tetap bertahan menunggu pangeran
bulenya..”, ucapku lagi dalam hati.
Ditempat
yang berbeda, dimeja nomor 9 nampak pemandangan yang berbeda. Wajahnya sudah
kelihatan acak-acakan karena keringat yang sedari tadi membasahinya. Dengan
penuh sabar, sesekali dia menatap lahar handphone pintarnya meyakinkan diri
bahwa pangeran bulenya mmbalas message yang dia kirim padanya.
Sembari
dia melirik jarum jam tangan yang melingkar manis di lengan tangan yang mulus
itu.
“Haduh,
Gabriellll,,, kemana dirimuuu... “ keluh Sinta gak sabar.
Sesekali
dia berusaha berbagi kekesalannya dengan mencoba mengirimi sahabatnya, Puput
sebuah pesan singkat.
“Put,
kamu kesini dong, aku di resto Muda,, “ sebait isi pesan singkatku yang aku
kirim ke handphonenya.
Di
tempat yang terpisah, dering handphone milik Puput membuyarkan lamunannya dalam
sentuhan lirik-lirik lagu yang dia dengarkan melalui pemutar musiknya.
“Hmm,
sms dari Sinta,” ujar Puput singkat.
Dengan
singkat pula dia membalas sms dari sahabatnya itu.
“Okey,
aku otw” isi pesan singkatku yang
segera ku daratkan ke nomor handphone Sinta.
***
Lima
belas menit kemudian, Puput tiba di Resto Muda, tempat dimana Sinta sahabatnya
ketemuan dengan pangeran bule-nya. Cuaca yang cukup terik dan angin yang cukup
kencang membuat rambut lurus Puput terurai. Dengan menyipitkan matanya, dia
berusaha melihat keseluruh meja di resto Muda itu. Disitu dia terbelalak
terhadap dua pemandangan yang sudah jarang dia lihat. Ditempat yang sama, dia
melihat aku duduk dengan bercibaku dengan laptopku. Tanpa aku sangka pula,
ternyata Puput sudah dari tadi berada di belakangku, memperhatikan aktifitasku
berselancar didunia maya.
“Wah,
kamu Rama kan?” ucap Puput mencoba
menerkaku.
“Iya..
kamu Puput kan?” jawabku seingatnya.
“Ngapain
kamu disini? Sendirian lagi.. hayooo... “ coba dia menerka lebih lanjut.
Tanpa
aku sangka ternyata Puput memperhatikan layar laptopku yang sejak tadi ku buka
akun fesbuk fiktifku, Gabriel Joseph.
“Wah,
Gabriel Joseph ?” ucap Puput dalam hati.
“Jangan-jangan,
Gabriel Joseph itu???” coba Puput menerka dengan beberapa bukti yang dia
temukan.
Tanpa
aku sadari, ternyata Puput langsung mengirimi Sinta sms yang berisi bahwa
Gabriel Joseph pujaan hatinya itu adalah Rama sahabat mereka waktu SMA.
Sinta
yang sedari tadi sudah sebel dibuat oleh tingkahku, ternyata sudah tau kalau
aku-lah Gabriel palsu itu. Dia pun bersama Puput menyusun rencana yang mereka
susun tanpa sepengetahuanku.
Setelah
cerita – cerita bersama Puput, sahabatku sejak SMA, ternyata dari belakangku
sudah ada Sinta yang tanpa sepengetahuanku sudah duduk dibelakang mejaku
memperhatikanku. Tanpa aku sadari pula ternyata membekapku dari belakang
menggunakan tangannya.
“Aduh,”
ucapku seketika ada tangan yang membekap mataku dari belakang.
Samar
samar aku dengan suara cewek yang menyebutkan nama fiktifku.
“Gabriel
Joseph ya..?” sebut suara itu..
“Waaaahhh,
bukaaannn,,, “ elakku.
Seketika
jua, dekapan tangan yang membekapku dari belakang perlahan-lahan melepas dengan
sendirinya. Dengan gelagapan, aku melihat Sinta berada di depanku..
“Huaaaaaa....
“ teriakku.
“Kurang
ajar kamu, berani ngerjain aku ya,, “ kata Sinta penuh semangat plus kesal
karena pangeran bule-nya itu ternyata adalah aku, sahabat SMA-nya yang terkenal
sama – sama jahil.
“Pake nama Gabriel Joseph segala
lagiii... “ tambah Sinta sembari memukul mukul bahuku.
“Hehehe,
makanya, jadi cewek jangan gampang-gampang percaya gitu dong terhadap orang yang baru dikenalnya, kenalan sama Hantu fesbuk
aja senangnya minta ampun,, Hahahaha” Ucapku sembari merangkul kedua sahabatku
yang sudah lama tak bertemu.
“Dasaaaar,
Hantu fesbuuuukk” ujar Sinta dan Puput bersamaan. XD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar